top of page

Fakta tentang SIROSIS HATI

Sirosis Hati merupakan salah satu gangguan pada organ hati yang serius. Kelainan ini merupakan hasil dari proses kerusakan hati yang berjalan dalam waktu yang lama (kronik). Pada pemeriksaan biasanya ditemukan hati yang sudah mengerut serta mengeras. Pengecilan hati tersebut disebabkan oleh pembentukan jaringan parut akibat penyakit hati yang menahun.

Sirosis hati dapat terdiri atas sirosis hati ringan hingga parah. Sirosis hati yang ringan umumnya akan dapat memperbaiki fungsi hati dengan sendirinya sehingga hati kembali dapat bekerja secara normal. Sedangkan pada sirosis hati yang parah, telah terjadi pembentukkan jaringan parut yang banyak yang membuat fungsi hati tidak dapat berfungsi dengan normal.

Menurut laporan RS Umum Pemerintah di Indonesia, rata-rata prevalensi Sirosis hati adalah sebanyak 3,5 % dari seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam atau rata-rata 47,4 % dari seluruh pasien penyakit hati yang di rawat di RS. Perbandingan prevalensi sirosis hati pada pria dan wanita adalah 2,1 : 1 dengan usia rata-rata 44 tahun.

TANDA DAN GEJALA

Dikatakan oleh Prof. DR.dr L. A. Lesmana SpPD, KGEH, FACP, FINASIM bahwa gejala Sirosis Hati dapat berkembang secara bertahap atau mungkin tidak terlihat gejala sama sekali. Ketika timbul gejala, beberapa kondisi yang dapat muncul meliputi :

  1. Pembengkakan atau penumpukan cairan pada kaki (edema) dan perut (ascites)

  2. Hipogonadisme, dengan gejala seperti impotensi, infertilitas, hilangnya dorongan seksual dan mengecilnya buah zakar

  3. Pembesaran jaringan kelenjar payudara pada pria ( gynecomastia)

  4. Menguningnya kulit, mata dan selaput lendir karena kadar bilirubin yang meningkat

  5. Urin terlihat berwarna lebih gelap seperti air teh

  6. Spider navi yang merupakan bentuk seperti jaring laba-laba, biasanya terdapat pada daerah dada dan punggung.

  7. Gejala lain yang timbul seperti bingung, terlambat dalam berpikir, sering merasa lelah, warna, kehilangan nafsu makan, mual, muntah darah, mimisan, gusi berdarah, serta kehilangan berat badan.

PENYEBAB :

Sirosis hati pada dasarnya disebabkan oleh gangguan hati yang bersifat kronik. Penyebab gangguan hati tersebut beragam antara lain karena infeksi virus hepatitis B atau C, penyakit autoimun, konsumsi alkohol yang berlebihan atau penggunaan obat-obatan jangka lama, perlemakan hati, serta akibat penumpukan zat besi dalam hati akibat transfusi darah yang berulang.

KOMPLIKASI :

Selain berdampak buruk, Sirosis hati juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang cukup serius di antaranya :

  • gangguan perdarahan

  • penumpukan cairan dan infeksi dari cairan di perut

  • pembesaran pembuluh darah di perut, kerongkongan atau usus yang mudah berdarah

  • peningkatan tekanan dalam pembuluh darah hati

  • gagal ginjal

  • gangguan paru-paru

  • kanker hati

  • gangguan mental seperti kebingungan sampai perubahan tingkat kesadaran dan koma

  • lebih mudah terinfeksi oleh penyakit lainnya

DIAGNOSIS :

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengatahui terjadinya sirosis hati, antara lain dengan :

  • Pemeriksaan laboratorium berupa perubahan nilai SGOT dan SGPT yang menjadi salah satu penanda adanya peradangan atau kerusakan hati akibat berbagai sebab, termasuk sirosis. Selain itu juga dapat diketahui dari kadar albumin, faktor pembekuan darah dan lain-lain.

  • Pencitraan dengan menggunakan alat USG, CT, MRI dan Fibroscan

  • Endoskopi untuk melihat pembuluh darah yang membesar di kerongkongan, lambung dan usus-usus kecil yang merupakan tanda-tanda sirosis.

  • Biopsi, berupa pengambilan sampel kecil dari sel hati yang diambil dengan cara memasukkan jarum halus di antara tulang iga ke organ hati dan kemudian diperiksa dengan menggunakan miksroskop. Biopsi hati tidak hanya memastikan adanya sirosis, tetapi juga dapat mengungkapkan penyebabnya.

TERAPI :

Pada umumnya sirosis hati tidak dapat disembuhkan, namun pengobatan dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan hati lebih lanjut, mengobati komplikasi, mencegah atau deteksi dini sedini mungkin terhadap kanker hati serta transplanstasi hati.

Pada penderita sirosis hati yang ringan masih dapat melakukan pengobatan seperti mengonsumsi obat-obatan penawar hepatitis B dan C serta disarankan untuk stop merokok guna mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan bagi penderita sirosis hati yang parah dapat di berikan antibiotik, serta melakukan rangkaian pemeriksaan darah serta CT scan hingga transplantasi hati. Transplantasi hati dilakukan jika organ hati sudah dinyatakan tidak berfungsi kembali. Melakukan transplantasi hati merupakan sebuah keputusan yang sulit karena membutuhkan pendonor serta mengeluarkan biaya yang mahal, selain itu tidak selamanya hati dari hasil donor cocok untuk pasien penerima donor.

PENCEGAHAN :

Dengan melakukan gaya hidup sehat dengan menghindari alkohol serta diet yang sehat menjadi syarat mutlak. Selain itu kenali faktor risiko yang berkaitan dengan penyakit hati misalnya transfusi darah, hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik bersamaan sebagai cara penularan hepatitis B dan C. Dengan mengenali hal tersebut, maka kita dapat lebih bijaksana dan waspada sehingga penyakit sirosis hati dapat terdeteksi lebih dini. Bila belum memiliki kekebalan terhadap hepatitis B dianjurkan untuk melakukan vaksinasi hepatitis B. [dr Novie Hediyani, MKK]

SUMBER :

  • http://islamicandmedicalupdates.blogspot.com/2012/09/komplikasi-sirosis-hepatis.html

  • http://emedicine.medscape.com/article/185856-overview

  • http://medicastore.com/penyakit/702/Asites.html

  • Majalah Kesehatan Keluarga Dokter, Edisi 11, Thn IX, November 2014

Cari di Arsip dokterkuonline:

Baca Artikel Lain:

Join our mailing list

Never miss an update

  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • Google+ Social Icon
  • Pinterest Social Icon
  • Instagram Social Icon
bottom of page