top of page

Mengenal Penyakit YELLOW FEVER


Yellow Fever atau demam kuning merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh virus jenis flavivirus, yang ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus ke manusia dan primata (monyet) yang menyebabkan kerusakan pada organ hati, ginjal, jantung dan sistem pencernaan yang dapat menyebabkan kematian pada penderitanya.


Yellow Fever endemis di 44 negara di Afrika dan Amerika latin dengan populasi gabungan lebih dari 900 juta orang memiliki risiko terkena penyakit Yellow Fever.


WHO memperkirakan terdapat 200.000 kasus yellow fever dengan 30.000 kematian setiap tahunnya di daerah berpenduduk tanpa vaksinasi dan 90% infeksi ini terjadi di Afrika. Di Afrika diperkirakan 508 juta orang tinggal di 31 negara yang berisiko. Sisanya populasi yang berisiko berada di 13 negara di Amerika Latin dengan Bolivia, Brazil, Kolombia, Ekuador dan Peru. Di Brazil telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Yellow Fever, sejak 1 Desember 2015- 2 Februari 2017 tercatat 901 kasus dengan 143 kasus kematian. KLB ini berjangkit di 5 negara bagian yaitu Minas Gerais, Esprito Santo, Sao Paulo, Bahia dan Tocantins.


Meskipun risiko penyebaran penyakit ini di Indonesia tergolong rendah, namun kemunculan penyakit ini harus selalu diwaspadai terutama kepada warga negara yang datang dari negara yang terjangkit yellow fever.



Cara Penularan


Yellow Fever di tularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi virus yellow fever. Jadi penularannya tidak bisa dari manusia ke manusia melalui kontak langsung.


Ada tiga siklus penularan yellow fever yaitu :


  • Tipe sylvatic (jungle yellow fever atau hutan)

Terjadi di hutan hujan tropis , virus dapat di tularkan oleh monyet pada nyamuk yang menggigit mereka. Setelah terinfeksi, nyamuk ini biasanya akan menggigit monyet lain, namun dalam kasus tertentu nyamuk ini bisa juga menggigit manusia yang memasuki hutan (misalnya penebang)

  • Tipe intermediet

Terjadi di wilayah lembab atau semi lembab di Afrika. Infeksi bisa terjadi pada monyet dan host manusia yang tinggal atau bekerja di daerah perbatasan hutan. Dalam siklus ini, virus dapat ditularkan dari monyet ke manusia atau dari manusia ke manusia melalui nyamuk. Ini adalah jenis yang paling umum dari wabah di Afrika.

  • Tipe urban

Siklus perkotaan (urban) ini melibatkan penularan virus antar manusia melalui nyamuk, terutama aedes aegypti. Jenis transmisi ini sangat rentan menyebabkan epidemi penyakit dalam area yang lebih luas.



Gejala Yellow Fever


Penyakit Yellow Fever sulit di diagnosa terutama pada tahap awal karena gejala yang timbul mirip dengan penyakit lainnya seperti malaria, leptospirosis, hepatitis, demam berdarah dan lain sebagainya. Masa inkubasi yellow fever sekitar 3-6 hari. Secara umum angka kematiannya sekitar 5 %, tetapi dapat mencapai 20% - 40% pada wabah tertentu.


Gejala yang timbul antara lain berupa: Demam tiba-tiba, nyeri otot, sakit kepala, tidak nafsu makan, lemas dan lelah, mual dan muntah, kulit dan mata berwarna kuning (ikterik), urine berwarna gelap, perdarahan dari hidung, gusi , kulit atau saluran pencernaan dan kegagalan organ hati, pernafasan, ginjal.


Bagaimana Pencegahannya?


Dengan pengontrolan vektor, mencegah gigitan nyamuk seperti tidur memakai kelambu, ataupun penggunaan repelents (obat gosok anti nyamuk) pada kulit. Selain itu juga mengantisipasi tempat perkembang biakan nyamuk dan memberantas nyamuk di dalam rumah maupun di lingkungan sekitar dengan insektisida atau secara rutin menguras air di bak mandi maupun tempat-tempat penampungan air lainnya yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak.


Vaksinasi merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah yellow fever. Vaksin ini tersedia untuk orang dewasa dan anak-anak yang berusia lebih dari 9 bulan. Vaksinasi dengan virus yang dilemahkan sangat efektif memberikan kekebalan selama 10 tahun.


WHO merekomendasikan kepada pelancong, crew kapal, maupun pesawat untuk divaksinasi yellow fever sebelum berkunjung ke daerah endemis dan revaksinasi dianjurkan setiap 10 tahun. Sebagian besar negara-negara di dunia mewajibkan semua pengunjung yang datang dari daerah endemis yellow fever untuk menunjukkan ICV (International Certificate of Vaccination) sebagai bukti bahwa mereka telah memperoleh vaksinasi yellow fever. Vaksinasi yellow fever merupakan salah satu vaksin yang direkomendasikan WHO dan Kementerian Kesehatan RI dalam perjalanan Internasional.


Prepared by dr Novie Hediyani MKK


SUMBER:

  • http://kespel.depkes.go.id/news/news_public/detail/39https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/yf.pdf

  • http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=17022000001https://penyakitdalam.wordpress.com/category/manual-pemberantasan-penyakit-menular/demam-kuning-yellow-fever/ww.gard.no/web/updates/content/24896236/enhanced-yellow-fever-inspections-in-china


Cari di Arsip dokterkuonline:

Baca Artikel Lain:

Join our mailing list

Never miss an update

  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • Google+ Social Icon
  • Pinterest Social Icon
  • Instagram Social Icon
bottom of page