Menjaga Tekanan Darah Tetap Stabil
Bagi tubuh manusia, menjaga tekanan darah tetap stabil memiliki peranan yang sangat penting. Ketidaknormalan tekanan darah dapat mengganggu bahkan bisa sampai merusak berbagai kinerja organ tubuh.
Pengukuran tekanan darah seseorang mencakup dua parameter, yaitu tekanan darah sistolik (saat jantung berkontraksi) dan tekanan darah diastolik (saat jantung berelaksasi) yang dinyatakan dalam mmHg.
Tekanan darah disebut normal apabila tekanan darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari 80 mmHg. Seseorang dikatakan mulai terkena penyakit darah tinggi (pra-hipertensi) jika tekanan darah sistolik berada pada kisara 120 – 139 mmHg atau tekanan darah diastolik berada pada kisaran 80 – 89 mmHg. Jika keadaan ini dibiarkan, di kemudian hari risiko terkena penyakit darah tinggi (hipertensi) bisa terjadi yakni ketika tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan diastoliknya ≥ 90 mmHg.
Mengenal HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (Hipertensi) yang di biarkan bertahun-tahun dapat merusak organ tubuh sehingga menjaga tekanan darah tetap stabil merupakan pilihan utama. Penyakit darah tinggi yang dibiarkan berlarut-larut tanpa di terapi, dapat menyebabkan penyakit jantung, gangguan ginjal atau stroke. Komplikasi ini dapat berujung pada kematian atau kecacatan.
Data dari WHO menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung dipicu oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan mengganggu fungsi endotel, yaitu sel-sel pelapis dinding dalam pembuluh darah. Gangguan fungsi endotel ini menyebabkan terbentuknya kerak-kerak (plak) yang dapat mempersempit liang pembuluh darah koroner.
Hipertensi merupakan penyakit kronis. Penderita hipertensi seringkali tidak memberikan gejala apapun sehingga harus di waspadai, jadi pemeriksaan tekanan darah perlu di lakukan secara rutin guna mencegah timbulnya masalah kesehatan.
Tidak hanya di Indonesia, di negara lain pun seringkali seseorang mengabaikan tingginya tekanan darah. Pemeriksaan ke dokter bisanya baru dilakukan setelah seseorang mengalami gejala gangguan kesehatan. Namun seringkali ketika obat yang di resepkan oleh dokter habis dan ia tidak mengalami suatu gejala lagi maka orang tersebut tidak kembali memeriksakan tekanan darahnya.
Agar terhindar dari hipertensi ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
Perhatikan asupan makanan dan minuman.
Hindari mengkonsumsi makanan yang berkadar garam tinggi (asin) dan minuman berkafein (kopi), soda dan beralkohol. Mengurangi makanan junk food dan makanan yang diawetkan.
Rajin berolahraga
Olahraga teratur selama 30 menit dalam 3-5 kali per minggu dapat membantu menurunkan tekanan darah. Jenis olahraga seperti jalan kaki, jogging, bersepeda, berenang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.
Perbanyak konsumsi buah dan sayuran
Jaga berat badan ideal
Jika berat badan berlebih, maka tekanan darah kemungkinan akan meningkat.
Tidak merokok
Segeralah berhenti merokok demi kesehatan menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah.
Mengendalikan stres dengan baik
Penting untuk memiliki pikiran tetap rileks dan tenang untuk mencegah naiknya tekanan darah.
Pemeriksaan Tekanan Darah Mandiri
Pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer sampai saat ini dianggap cara yang paling baik, karena ketepatannya (akurasinya). Oleh karena itu hasil pengukuran dengan sphygmomanometer digunakan sebagai standar dalam memastikan ketepatan (akurasi) alat pengukur lain. Namun demikian, pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer memang tidak mudah karena diperlukan keterampilan dan pengalaman. Oleh karena itu, untuk melakukan pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer, sebaiknya meminta bantuan dokter atau petugas kesehatan lain (perawat atau bidan)
Selain itu, kita juga dapat melakukan pengukuran sendiri tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah digital. Pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan secara mandiri dengan menggunakan alat pengukur tensi yang di temukan di pasaran. Penggunaan alat-alat tersebut cukup baik namun tidak dapat menggantikan fungsi pemeriksaan ke dokter, karena tingkat akurasinya yang tidak mencapai 100 %. Alat pengukur tekanan darah digital memang mudah digunakan. Akan tetapi, harus cermat dalam menggunakannya, agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat. Pengukuran tekanan darah yang tidak akurat akan menimbulkan kesalahan diagnosis.
Perlu diketahui berkaitan dengan pengukuran tekanan darah, yaitu bahwa hasil pengukuran tekanan darah bisa “tidak benar” akibat pengaruh beberapa hal antara lain minum kopi atau minuman beralkohol akan meningkatkan tekanan darah dari nilai sebenarnya. Demikian juga merokok, rasa cemas (tegang), terkejut, dan stress. Ingin kencing, karena kandung kemih penuh, juga dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, sebaiknya buang air kecil dulu (kosongkan kandung kemih), tidak minum kopi atau minuman beralkohol, dan tidak merokok. Sebaiknya tenangkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan duduk santai selama lebih kurang lima menit. Duduklah dengan menapakkan kaki di lantai atau di injakan kaki dan sandarkan punggung, akan membantu untuk rileks dan memberikan hasil pengukuran tekanan darah yang lebih akurat.
Untuk dapat memantau tekanan darah secara mandiri, lakukan pemeriksaan tekanan darah setiap pagi hari. Bila angka sistolik dan diastolik lebih dari 140 / 90 mm Hg dan tetap tinggi pada hari berikutnya segera konsultasikan ke dokter.
Prepared by dr Novie Hediyani, MKK
SUMBER:
http://www.inash.or.id/upload/news_pdf/news_Buku._Kemalilah_Tekanan_Darah_Anda44.pdf
http://ca.caracal.life/hipertensio-mites-i-fets/
Health First vol 39, Agar tekanan darah tetap terjaga