top of page

PERNAHKAH Anda mendengar Antiperspirant dapat menyebabkan kanker payudara? Pertanyaan yang sulit. Kita coba yang lebih mudah: Mencukur rambut dengan pisau cukur menyebabkan rambut lebih cepat tumbuh, benarkah? Jawaban untuk kedua pertanyaan itu adalah TIDAK BENAR.

 

Di tengah masyarakat memang banyak beredar "mitos-mitos" tentang kesehatan. Karena sering mendengar dan banyak dibicarakan orang, kita jadi beranggapan bahwa mitos-mitos itu adalah sebuah fakta medis. Keliru pemahaman seperti ini bisa berakibat salah penanganan, bahkan dalam kasus tertentu bisa menyebabkan kematian. Mengetahui fakta-fakta sebenarnya, dapat membuat kesehatan Anda lebih terjaga, terutama mengenai STROKE.

Mari Perbaiki Kesalahpahaman Ini:

STROKE, 6 Kesalahan Mematikan dan Cara Menghindarinya

Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak (serebrovaskuler) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) dan menimbulkan serangkaian reaksi biokimia yang akan merusakkan atau mematikan sel-sel saraf otak. Serangan biasanya muncul mendadak akibat tersumbatnya arteri oleh gumpalan darah (disebut stroke isikemik), atau karena pecahnya pembuluh darah otak (hemorrhagic).

 

Ketika terjadi serangan, tindakan awal sangat menentukan terhadap dampak dan penanganan stroke. Sayangnya, masih banyak yang tidak memahami persis apa yang harus dilakukan saat diri atau anggota keluarga terserang stroke. Ada 6 kesalahan persepsi yang berdampak negatif terhadap pasien stroke, bahkan bisa menyebabkan kematian:

Kesalahan pertama:

“Saya akan menunggu apakah serangan akan berlalu dengan sendirinya.”

 

Orang yang mengalami stroke sering menunda datang ke rumah sakit, mereka cenderung menunggu apakah gejala serangan akan berlalu dengan sendirinya. Alasan yang sering dilontarkan, “Saya pikir saya akan menunggu sebentar, siapa tahu serangan akan reda dengan sendirinya dan semua akan baik-baik saja. Saya tidak ingin malu tergesa-gesa datang ke UGD tapi ternyata semua baik-baik saja.”

 

Ingat, stroke adalah serangan terhadap pembuluh arteri yang bisa menyebabkan kerusakan bahkan kematian jaringan otak, semakin Anda mengulur waktu, semakin parah akibat serangan. Menunggu merupakan tindakan terburuk karena waktu adalah faktor utama berhasil tidaknya penanganan terhadap penderita.

 

Kesalahan ke dua:

“Sudah malam, saya akan datang memeriksakan diri besok.”

 

Secara umum, delapan jam sejak serangan terjadi adalah waktu ideal untuk pengobatan stroke, tentu saja semakin cepat semakin baik, sebab efektivitas pengobatan semakin berkurang seiring pertambahan waktu. Setiap menit tambahan berarti memberi peluang kerusakan bahkan kematian sel-sel otak. Mendapat perawatan dalam tiga jam pertama paling ideal, sebab dalam masa itu obat yang diberikan melalui infus dapat melarutkan sumbatan/bekuan darah penyebab stroke. Jika tindakan ini tidak efektif, dalam rentang waktu 3 - 6 jam sejak serangan, tindakan invasif bisa dilakukan dokter dengan cara melarutkan sumbatan/bekuan dengan obat yang “disusupkan langsung” ke pembuluh yang terserang dengan kateter.

 

Tips:  

"Jika Anda mendadak merasa lemah (lumpuh) atau mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki, ini mungkin tanda peringatan datangnya stroke. Tanda-tanda lain yang tidak boleh diabaikan adalah: mendadak sulit berbicara dengan intonasi yang baik, pusing yang sulit dijelaskan, sakit kepala parah, atau tiba-tiba kehilangan penglihatan. Intinya adalah: jangan menunggu. Dengarkan isyarat yang diberikan tubuh Anda!"

 

"Gejala stroke sering sama tanpa memandang usia, tetapi tanda-tanda peringatan bervariasi tergantung pada lokasi stroke . Stroke di sisi kiri atau kanan otak gejalanya terlihat pada pengaruhnya terhadap kehilangan kemampuan normal pada lengan, kaki, berbicara, dan penglihatan. Stroke di belakang otak menimbulkan gejala ringan seperti pusing atau sedikit kesulitan berjalan."

 

 

Kesalahan ke tiga:

"Apa boleh buat, sudah tidak ada yang bisa dilakukan tentang hal itu."

 

Pengetahuan yang kurang mengenai stroke acap menyebabkan penderita langsung “menyerah” ketika mendapat serangan. Ketahuilah bahwa stroke dapat ditanggulangi tergantung seberapa cepat Anda mencari bantuan. Perawatan medis segera bisa merehabilitasi dan meminimalkan risiko kerusakan lebih parah, juga sangat penting untuk menunjang pemulihan jangka panjang.

 

Kesalahan ke empat:

Pola Makan. "Saya tidak memiliki tekanan darah tinggi , jadi siapa yang peduli tentang diet saya?"

 

Memang benar bahwa faktor utama serangan stroke adalah tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Jika Anda memiliki kondisi ini, ikuti rekomendasi diet dokter Anda untuk membantu mengurangi risiko stroke. Tetapi bahkan jika Anda tidak memilikinya, gizi yang baik dapat membantu Anda menghindari stroke. Jadi makan banyak buah-buahan dan sayuran segar, hindari konsumsi  lemak jenuh, kolesterol, dan sodium.

 

Kesalahan ke lima:

"Saya akan mengantar penderita ke ke rumah sakit."

 

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami stroke, langkah paling tepat adalah segera menelepon rumah sakit untuk mengirim ambulans dan tim medis. Menggunakan ambulans memberikan pasien stroke akses tercepat perawatan medis karena paramedis dan petugas rumah sakit dapat mengevaluasi orang dan menyampaikan informasi kepada dokter saat pasien sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Hal ini memungkinkan pengobatan dimulai lebih cepat. Tetapi jika kondisi tidak ideal (sulit mengakses ambulans/layanan medis mobile), yang harus diingat adalah jangan membuang-buang waktu supaya penderita segera mendapat perawatan medis.

 

Kesalahan ke enam:

"Saya masih muda, terlalu muda untuk mengalami stroke."

 

Kesalahpahaman ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan. Ini kesalahan yang menghancurkan, bahkan bisa berkonsekwensi mematikan.  Yang benar adalah orang-orang dari segala usia dapat terkena stroke .

 

Orang-orang yang lebih muda mungkin tidak memiliki faktor risiko tradisional stroke, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, diabetes. Tetapi ada kondisi lain yang bisa menyebabkan stroke, misalnya kondisi jantung tidak terdiagnosis dapat menyebabkan pembekuan darah, atau pembuluh darah dapat robek saat bermain olahraga kontak. Wanita perlu menyadari bahwa perubahan hormonal selama kehamilan dan beberapa saat setelah melahirkan dapat menyebabkan darah mereka menebal, yang merupakan faktor risiko stroke . Juga, wanita yang mengkonsumsi pil KB berada pada tingkat risiko stroke, terutama jika mereka merokok.

[joko windoro / dokterkuonline *] 

Artikel ini disarikan dari situs www. familydoctormag.com dengan referensi/nara sumber:

  • Audrey L. Halpern, M.D., board-certified neurologist and board-certified headache specialist, Manhattan Headache and Neurology, New York.

  • Amie Hsia, M.D., board-certified vascular neurologist; medical director, Washington Hospital Center Stroke Center; program manager, National Institutes of Health Stroke Program at Washington Hospital Center.

  • Philip J. Porter, M.D., FRCS(C), neurosurgeon board-certified by the Royal College of Physicians and Surgeons of Canada, Sacred Heart Hospital, Eau Claire, Wis.

bottom of page