top of page

Waspadai Penyakit Saat Musim Hujan


Memasuki musim hujan banyak genangan air bahkan banjir yang merupakan tempat kuman-kuman penyakit berkembang biak sehingga banyak orang terserang penyakit yang dapat menggangu kesehatan serta aktifitas sehari-hari.


Berikut adalah penyakit – penyakit yang sering timbul saat musim hujan :


INFEKSI SALURAN NAFAS AKUT (ISPA)


ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari.Penyakit ISPA merupakan penyakit yang mudah menular. Sebagian besar penularannya melalui udara, dapat pula melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab. (WHO, 2007). Seseorang mudah terserang penyakit ISPA bila kekebalan tubuh atau daya tahan tubuhnya lemah. ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk ke dalam saluran pernafasan. Gejala ISPA antara lain demam, pusing, lesu, tidak nafsu makan, bersin, hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, sesak nafas.


DEMAM BERDARAH


Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue. Ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk . Di Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Gejala yang akan muncul seperti ditandai dengan demam mendadak, sakir kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan menifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah serta adanya kemerahan di bagian permukaan tubuh pada penderita.


Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan mengalami fase demam selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari ini penderita akan merasakan demam yang cukup tinggi 40 derajat C, kemudian pada fase ke-dua penderita mengalami fase kritis pada hari ke 4-5, pada fase ini penderita akan mengalami turunnya demam hingga 37 derajat C dan penderita akan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa sembuh kembali) pada fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat dapat terjadi keadaan fatal, akan terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat pemecahan pembuluh darah (pendarahan). Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada hari ke 6-7 ini, penderita akan merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase pemulihan, di fase inilah trombosit akan perlahan naik kembali normal kembali.


Cara mencegah demam berdarah adalah menjaga lingkungan tetap bersih, sering menguras tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas, membunuh jentik-jentik nyamuk.


DIARE


Didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak berbentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas,demam, dan tanda-tanda dehidrasi seperti mata cekung, haus, turgor kulit menurun. Diare dapat di sebabkan oleh virus (terbanyak), bakteri, protozoa dan helminths.


LEPTOSPIROSIS


Leptospirosis adalah penyakit bersumber dari binatang (zoonosis) yang bersifat akut. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian. Seseorang dengan demam akut yang mempunyai riwayat : setidaknya 2 hari tinggal di daerah banjir atau memiliki risiko tinggi terpapar (berjalan kaki di banjir atau air yang terkontaminasi, kontak dengan cairan dari hewan, berenang di air banjir atau menelan air yang terkontaminasi dengan atau tanpa luka) dan menunjukkan setidaknya dua dari gejala berikut: nyeri otot, nyeri tekan betis, mata merah, menggigil, nyeri perut, sakit kepala, badan kuning, atau produksi urinnya sedikit hendaknya dipertimbangkan sebagai tersangka kasus leptospirosis.


Faktor risiko Leptosporosis antara lain:

  1. kontak dengan air yang terkontaminasi kuman leptospira atau urine tikus saat terjadi banjir;

  2. kontak dengan sungai atau danau dalam aktifitas mandi, mencuci atau bekerja di tempat tersebut;

  3. kontak dengan persawahan ataupun perkebunan (berkaitan dengan pekerjaan) yang tidak menggunakan alas kaki;

  4. kontak erat dengan binatang, seperti babi, sapi, kambing, anjing yang dinyatakan terinfeksi Leptospira;

  5. terpapar atau bersentuhan dengan bangkai hewan, cairan infeksius hewan seperti cairan kemih, placenta, cairan amnion, dan lain-lain;

  6. memegang atau menangani spesimen hewan/manusia yang diduga terinfeksi Leptospirosis dalam suatu laboratorium atau tempat lainnya;

  7. Pekerjaan atau melakukan kegiatan yang berisiko kontak dengan sumber infeksi, seperti dokter, dokter hewan, perawat, tim penyelamat atau SAR, tentara, pemburu, dan para pekerja di rumah potong hewan, toko hewan peliharaan, perkebunan, pertanian, tambang, serta pendaki gunung, dan lain-lain.


Prepared by dr Novie Hediyani, MKK


SUMBER :

http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-17042500004

http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=15022400002

http://www.kalbemed.com/Portals/6/08_230CME-Tatalaksana%20Diare%20Akut.pdf

http://kalbemed.com/Portals/6/07_243Leptospirosis.pdf


Cari di Arsip dokterkuonline:

Baca Artikel Lain:

Join our mailing list

Never miss an update

  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • Google+ Social Icon
  • Pinterest Social Icon
  • Instagram Social Icon
bottom of page