top of page

Atasi Insomnia dengan Akupuntur


Bisa tidur nyenyak di malam hari merupakan harapan setiap orang. Karena saat tidur, tubuh akan beristirahat dari semua hal yang melelahkan fisik maupun mental. Namun banyak juga orang yang sulit untuk tidur di malam hari terutama bagi orang lanjut usia.Dalam istilah kedokteran kondisi sulit tidur dikenal dengan istilah insomnia. Insomnia merupakan masalah tidur yang paling umum dijumpai.


Kondisi insomnia selama berhari-hari atau jangka panjang akan mempengaruhi kesehatan tubuh maupun mental penderitanya. Walau terdengar sederhana, bagi penderita insomnia ini merupakan masalah besar.


Menurut American Academy of Sleep Medicine, 40% orang dewasa di Amerika Serikat setiap tahun mengalami insomnia. Sementara itu, sekitar 10 -15 persen orang menderita insomnia kronis.


Mengenal Insomnia

Menurut Diagnostic and Statistically Manual of Mental Disorder, yang dimaksud insomnia adalah ketidakpuasan atau kualitas atau kuantitas tidur yang berhubungan denagn satu atau lebih gejala. Gejala yang dimaksud berupa :

  • Sulit mulai tidur

  • Sulit mempertahankan tidur atau sering terbangun

  • Mudah bangun pada dini hari lalu sulit tidur kembali

Dampak Kesehatan Akibat Insomnia:

Kondisi insomnia selama berhari-hari atau jangka panjang akan mempengaruhi kesehatan tubuh maupun mental penderitanya. Walau terdengar sederhana, bagi penderita insomnia ini merupakan masalah besar.Berikut adalah dampak kesehatan akibat insomnia antara lain berupa :

  • Menyebabkan penambahan berat.

Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan dan bisa menjadi obesitas. Menurut studi tahun 2004, hampir 30 persen dari orang-orang yang tidur kurang dari 6 jam sehari cenderung menjadi lebih gemuk daripada mereka yang tidur 7 – 9jam sehari

  • Menurunkan ambang nyeri

  • Daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga mudah sakit

  • Rentan terserang kencing manis.

Penelitian Universitas Chicago menemukan terjadi gangguan pada proses metabolisme gula pada mereka yang tidur kurang dari 6 jam.

  • Stres meningkat.

  • Meningkatkan rasa cemas, gampang tersinggung dan mudah marah

Menurut Profesor Throne, kurang tidur benar-benar dapat memengaruhi kesehatan otak. Penelitian menunjukkan, orang yang insomnia cenderung akan sangat sensitif sehingga mudah marah denga hal-hal yang sepele, dan suasana hatinya kurang positif. Menurut beberapa ilmuwan, kondisi itu terjadi karena kurang tidur mempengaruhi amigdala, bagian otak yang terkait dengan emosi

  • Meningkatkan risiko kecelakaan di tempat kerja, Sebuah studi menunjukkan pekerja yang mengantuk berlebihan pada siang hari rentan terluka dan mengalami kecelakaan saat bekerja.

  • Meningkatkan risiko kecelakaan lalulintas.

Sebuah penelitian Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika menunjukkan bahwa kelelahan merupakan penyebab 100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian selama setahun di AS.

  • Dapat mengganggu kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, pemecahan masalah dan pelupa. Hal ini membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien Jika tidak cukup tidur, maka tidak akan mampu mengingat apa yang dipelajari dan alami selama seharian dan memengaruhi penafsiran tentang peristiwa karena keadaan tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi secara akurat dan bijaksana.

  • Memicu terjadinya serangan jantung, detak jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi dan stroke. Kurang tidur meningkatkan risiko dua kali lipat terkena kematian akibat serangan jantung.

  • Menurunkan tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan seksual baik pada pria maupun wanita. Studi dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism 2002 menunjukkan, hampir semua pria yang menderita sleep apnea memiliki kadar testosteron yang rendah. Hampir setengah dari orang yang menderita sleep apnea parah memiliki tingkat testosteron yang rendah pada malam hari.

  • Menyebabkan depresi, Studi Universitas Pennsylvania 1997 melaporkan bahwa orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari selama tujuh hari menyebabkan stres, marah, sedih, depresi dan kelelahan mental. Dalam studi tahun 2007 yang melibatkan 10.000 orang terungkap bahwa pengidap insomnia 5 kali lebih rentan mengalami depresi.

  • Mempengaruhi kesehatan kulit. Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa malam kurang tidur. Kurang tidur yang kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah, dan lingkaran hitam di bawah mata karena tubuh melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol. Jadi, insomnia dapat merugikan kesehatan kulit karena produksi kolagen menurun sehingga proses penuaan akan lebih cepat terjadi pada kulit.

  • Merangsang hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat.

  • Meningkatkan risiko kematian. Dalam penelitian Whitehall ke-2, menemukan mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam sehari mengalami kenaikan risiko kematian.

  • Faktor genetik yaitu fatal familial insomnia (FFI). Gangguan tersebut hanya dialami 40 keluarga di seluruh dunia. Akibatnya seseorang akan menderita panik, halusinasi, berkurangnya bobot tubuh, demensia. Biasanya FFI terjadi pada orang usia paruh baya dan berakhir dengan kematian pada kurun waktu satu atau dua tahun.


Insomnia pada Lansia

Pada orang lanjut usia, kasus insomnia terjadi karena faktor hormonal. Di tubuh manusia terdapa berbagai hormon, salah satunya disebut hormon melatonin yang berfungsi untuk menimbulkan rasa kantuk. Dengan bertambahnya usia, jumlah hormon melatonin dalam tubuh sangat berkurang sehingga menimbulkan efek sulit tidur terutama bagi lansia.

Selain itu, insomnia pada lansia juga disebabkan oleh faktor psikologis seperti depresi, kejadian yang tidak menyenangkan atau beban pikiran lainnya. Perlu dipahami, orang lanjut usia sangat sensitif. Kejadian kecil yang dialami dapat memberikan efek yang beragam termasuk gangguan tidur. Insomnia yang terjadi karena faktor psikologis, memerlukan penanganan psikiater.


Manfaat Terapi Akupuntur untuk Insomnia

Selama ini penderita insomnia kerap di beri obat penenang untuk membantu merasa rileks sehingga mudah tidur. Namun seiring dengan pengembangan dari berbagai penelitian, maka terapi akupunktur medik kini dapat dimanfaatkan untuk menangani berbagai gangguan kesehatan termasuk insomnia.


Terapi akupunktur untuk insomnia terbilang aman karena terbukti meningkatkan hormon melatonin dan tidak menggunakan obat (bahkan dapat menurunkan dosisi penggunaan obat yang dikonsumsi oleh penderita insomnia).


Sebuah studi tahun 2004 yang diterbitkan dalam Journal of Neuropsychiatry dan ilmu saraf klinis menemukan setelah 5 minggu pengobatan akupunktur, ada peningkatan yang signifikan dalam produksi melatonin, meningkatkan waktu tidur total dan kualitas tidur. Prosedur akupunktur tertentu memiliki tingkat keberhasilan hampir 90% untuk pengobatan insomnia.


Tingkat keamanan terapi akupunktur di dukung denganberbagai jenis media yang digunakan. Saat ini, terapi akupunktur dapat menggunakan media berupa jarum, laser, benang, akupressur dan lainnya. Yang perlu diketahui, karena hanya memanfaatkan tubuh penderita dan media, maka efek yang di timbulkan dari terapi ini dapat berbeda pada setiap orang. Tapi secara umum, efek terapi akupunktur dapat terasa sejak terapi pertama. Untuk kasus insomnia biasanya memerlukan terapi sebanyak 10-12 kali terapi.


Keunggulan lain dari terapi akupunktur adalah efeknya yang dapat bertahan di tubuh pasien meski tubuh pasien sudah tidak di berikan rangsangan dari media terapi akupunktur. Dengan efek yang bertahan lama di harapkan dapat membentuk pola tidur yang baik pada penderita insomnia, sehingga gangguan tidur tidak kembali berulang.


Prepared by: dr Novie Hediyani, MKK


SUMBER :

  • Majalah Health First, vol 43

  • https://www.suara.com/health/2018/09/21/101850/akupunktur-bisa-sembuhkan-penyakit-mitos-atau-fakta


Cari di Arsip dokterkuonline:

Baca Artikel Lain:

Join our mailing list

Never miss an update

  • Facebook Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • Google+ Social Icon
  • Pinterest Social Icon
  • Instagram Social Icon
bottom of page